Quiz Sistem Informasi Akuntansi
Siklus Pembelian
Flowchart Siklus Pembelian
Siklus Pembelian
Flowchart Siklus Pembelian
Dosen: Bpk. Vicky Dzaki Cahaya Putra S.E.,Ak., M.Ak.
SIKLUS PEMBELIAN
FLOWCHART SIKLUS PEMBELIAN
Flowchart Siklus Pembelian Tunai Berdasarkan Penawaran Supplier:
Berikut Prosedur Pembelian Tunai Berdasarkan Inisiatif Perusahaan:
1. Bagian Gudang yang biasanya membutuhkan barang, membuat SPP (Surat Permintaan Pembelian) rangkap 2. Lembar 1dikirim ke Bagian Pembelian, dan lembar 2 disimpan oleh Bagian Gudang sebagai arsip.
2 Bagian Pembelian menerima SPP lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPP lembar 1, maka Bagian Pembelian membuat SPPH.
3. SPPH tersebut dikirimkan ke Bagian Supplier. Dan Supplier membuat SPH. SPH tersebut dikirimkan ke Bagian Pembelian. Berdasarkan SPH tersebut, Bagian Pembelian membuat SDP (Surat Daftar Pembelian)dikirim ke Pimpinan untuk mendapat persetujuan.
4. Jika Pimpinan menyetujui SDP tersebut, makaSDP yang telah disetujui dikirimkan kembali ke Bagian Pembelian. Jika tidak, maka kembali ke transaksi awal.
5. BerdasarkanSDP yang sudah disetujui, Bagian Pembelian membuat SOP (Surat Order Pembelian) rangkap4. Lembar ke-1 dikirim kepada Supplier. Lembar ke-2 dikirim ke Bagian Keuangan. Lembar ke-3 dikirim ke Bagian Gudang dan lembar ke-4 disimpan sebagai arsip.
6. Supplier menerima SOP lembar ke-1 dariBagianPembelian. Kemudian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar ke-1 dikirim beserta barang pesanan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
7. Bagian Pembelian menerima faktur beserta barang pesanan dari Supplier. Kemudian, faktur dan barang dikirim ke Bagian Gudang.
8. Bagian Gudang menerima barang dan mencatat barang masuk berdasarkan SOP lembar ke-3 dan membuat LPB (Laporan Penerimaan Barang) rangkap 3. Lembar ke-1 dikirimkan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 dan Faktur dikirim ke Bagian Keuangan. Dan lembar ke-3 disimpan sebagai arsip.
9. Bagian Keuangan menerima SOP lembar ke-2dan, Faktur serta LPB lembar ke-2 dari Bagian Gudang.
10. Berdasarkan SOP lembar ke-2, Faktur dari Bagian Pembelian serta LPB lembar ke-2, Bagian Keuangan melakukan pembayaran kepada Bagian Supplier.
11. Bagian Supplier menerima uang dari Bagian Keuangan. Supplier membuat Faktur Lunas rangkap 2. Lembar ke-1 dikirmkan ke Bagian Keuangan dan lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
12. Bagian Keuangan menerima faktur lunas. Berdasarkan faktur lunas tersebut, Bagian Keuangan membuat Laporan Pembayaran Tunai rangkap 2. Lembar ke-1 dikirimkan ke Pimpinan dan lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
Flowchart Siklus Pembelian Kredit Berdasarkan Penawaran Supplier:
Berikut merupakan Prosedur Pembelian Kredit Berdasarkan Supplier:
1. Bagian supplier mengirimkan SPH (Surat Penawaran Harga) ke bag pembelian.
2. Bagian pembelian menerima SPH dari pemasok lalu membuat permintaan daftar barang yang dikirim ke bagian gudang.
3. Bagian gudang menerima permintaan daftar barang lalu membuat daftar barang yang ada dan dikirimkan ke bagian pembelian.
4. Bagian pembelian menerima daftar barang yang ada lalu memutuskan apakah akan memesan atau tidak. Jika tidak akan memesan maka berakhir, tetapi juka mau memesan maka bagian pembelian akan membuat SPP(Surat Permintaan Pembelian) yang dikirim ke pemimpin.
5. Pemimpin setelah menerima SPP dari bagian pembelian, jika menyetujuinya akan mengacc SPP. SPP yang telah diacc dikirim ke bagian pembelian.
6. Bagian pembelian setelah menerima SPP yang telah diacc akan membuat SOP(Surat Order Pembelian) rangkap 4. SOP lembar 1 akan dikirimkan kepada supplier,SOP lembar kedua akan dikirimkan ke bagian gudang, SOP lembar ketiga akan dikirimkan ke bagian keuangan dan SOP lembar keempat akan disimpan sebagai arsip.
7. Supplier menerima SOP dari bagian pembelian. Setelah itu supplier membuat faktur, lalu mengirimkan faktur beserta barang yang dibeli kepada bagian pembelian.
8. Bagian pembelian menerima barang dan faktur dari supplier setelah itu mengirimkan barang dan faktur ke bagian gudang.
9. Bagian gudang menerima barang dari bagian pembelian. Bagian gudang membuat laporan penerimaan barang rangkap 2 berdasarkan barang dan SOP. Laporan penerimaan barang lembar 1 disimpan sebagai arsip, sedangkan lembar kedua dikirim ke bagian keuangan beserta dengan faktur.
10. Bagian keuangan membuat laporan pembelian kredit rangkap 2 berdasarkan SOP,faktur dan laporan penerimaan barang. Laporan pembelian kredit lembar pertama akan disimpan sebagai arsip dan laporan keuangan kedua akan dikirmkan ke pemimpin.
Flowchart Siklus Pembelian Kredit Berdasarkan Inisiatif Perusahaan:
Berikut Prosedur Pembelian Kredit Berdasarkan Inisiatif Perusahaan:
1. Bagian Gudang yang biasanya membutuhkan barang, membuat SPP (Surat Permintaan Pembelian) rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke Bagian Pembelian, danl embar 2 disimpan oleh Bagian Gudang sebagai arsip.
2. Bagian Pembelian menerima SPP lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPP lembar 1, maka Bagian Pembelian membuat SPPH.
3. SPPH tersebut dikirimkan ke Bagian Supplier. Dan Supplier membuat SPH. SPH tersebut dikirimkan ke Bagian Pembelian. Berdasarkan SPH tersebut, Bagian Pembelian membuat SDP (Surat Daftar Pembelian) dikirim ke Pimpinan untuk mendapat persetujuan.
4. Jika Pimpinan menyetujui SDP tersebut, maka SDP yang telah disetujui dikirimkan kembali ke Bagian Pembelian. Jika tidak, maka kembali ke transaksi awal.
5. Berdasarkan SDP yang sudah disetujui, Bagian Pembelian membuat SOP (Surat Order Pembelian) rangkap 4. Lembar ke-1 dikirim kepada Supplier. Lembar ke-2 dikirim ke Bagian Keuangan. Lembar ke-3 dikirim ke Bagian Gudang dan lembar ke-4 disimpan sebagai arsip.
6. Supplier menerima SOP lembar ke-1 dari Bagian Pembelian. Kemudian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar ke-1 dikirim beserta barang pesanan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
7. Bagian Pembelian menerima faktur beserta barang pesanan dari Supplier. Kemudian, faktur dan barang dikirim ke Bagian Gudang.
8. Bagian Gudang menerima barang dan mencatat barang masuk berdasarkan SOP lembar ke-3 dan membuat LPB (Laporan Penerimaan Barang) rangkap 3. Lembar ke-1 dikirimkan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 dan faktur dikirim ke Bagian Keuangan. Dan lembar ke-3 disimpan sebagai arsip.
9. Bagian Keuangan menerima SOP lembar ke-2, Faktur serta LPB lembar ke-2 dari Bagian Gudang.
10. Berdasarkan SOP lembar ke-2, Faktur dari Bagian Pembelian serta LPB lembar ke-2, Bagian Keuangan membuat Laporan Pembelian Kredit (LPK) rangkap 2. Lembar pertama diserahkan ke Pimpinan dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
Daftar Pustaka:
SIKLUS PEMBELIAN
PEMBELIAN
Pengertian
pembelian menurut Galloway dkk. (2000:31).“The role of purchasing function is
to make materials and parts of the right quality, and quantity available for
use by operations at the right time and at the right place.” Pendapat tersebut
kurang lebih mempunyai arti bahwa peran fungsi pembelian adalah untuk
mengadakan material dan part pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang
tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang
tepat.
PEMBELIAN BAHAN BAKU
Sistem
yang Membentuk Prosedur Pembelian Bahan Baku
1.
Prosedur
Permintaan Pembelian Bahan Baku
Dalam
prosedur permintaan pembelian bahan baku, divisi gudang akan mengajukan
permintaan pembelian kepada divisi pembelian dalam bentuk form surat permintaan
bahan baku kepada divisi pembelian.
2.
Prosedur
Pemilihan Pemasok/Supplier dan Penentuan Harga
Dalam hal
ini divisi Pembelian akan segera mengirimkan surat penawaran kepada pemasok
untuk mendapatkan informasi harga, kualitas barang serta syarat yang harus
dipenuhi. Proses ini bisa digunakan ke beberapa pemasok agar bisa mengetahui
harga yang murah dengan kualitas terbaik.
3.
Prosedur
Pemesanan Pembelian
Dalam
tahap ini, divisi pembelian mengirimkan surat pesanan mengenai barang dan
kuantitas barang yang akan dipesan kepada pemasok yang telah dipilih dan telah
menjalin kerjasama.
4.
Prosedur
Penerimaan Barang
Dalam
prosedur ini, divisi penerimaan barang melakukan pemeriksaan mengenai jenis,
kuantitas dan mutu barang yang datang.
5.
Prosedur
Pencatatan Utang
Dalam
prosedur ini, divisi akuntansi akan memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
pembelian dan merekap pencatatan hutang atau mengarsipkan sumber sebagai
pencatatan hutang.
6.
Prosedur
Pembayaran
Dalam
prosedur pembayaran, divisi keuangan bertugas untuk melakukan pembayaran
pesanan atau membayar utang pembelian.
Dokumen-Dokumen
Prosedur Pembelian Bahan Baku
Dokumen-dokumen
yang dipakai dalam sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku menurut Mulyadi
adalah sebagai berikut:
1.
Surat
Permintaan Pembelian (SPP).
2.
Surat
Permintaan Penawaran Harga (SPPH).
3.
Surat
Order Pembelian (SOP).
4.
Laporan
Penerimaan Barang (LPB).
5.
Surat
Perubahan Order (SPO).
6.
Bukti
Kas Keluar (BKK).
Pengendalian
Internal Prosedur Pembelian Bahan Baku
Sistem
Pengendalian yang digunakan dalam prosedur pembelian bahan baku adalah sebagai
berikut:
1.
Adanya
pemisahan wewenang dan fungsi dari tiap tiap divisi agar pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan ranah divisinya seperti : Divisi Gudang, Divisi
Pembelian, Divisi Penerimaan, Divisi Akuntansi, Divisi Keuangan.
2.
Adanya
sistem otorisasi serta prosedur pencatatan data data yang berkaitan dengan
pembelian bahan baku. Adapun sistem otorisasi yang diterapkan adalah sebagai
berikut:
·
Surat
permintaan pembelian bahan baku yang ditandatangani oleh pejabat tertinggi dari
divisi gudang.
·
Setiap
pemilihan pemasok yang harus disetujui manager divisi pembelian dan direktur
utama.
·
Setiap
pembelian bahan baku harus disetujui oleh manajer pembelian dan manajer
keuangan.
·
Laporan
penerimaan barang harus ditandatangani oleh divisi penerimaan serta divisi
gudang.
·
Setiap
pencatatan yang dilakukan oleh pihak akuntansi harus berdasarkan dokumen yang
sudah diotorisasi oleh manajer akuntansi.
·
Sebelum
melakukan pembayaran , harus ada otorisasi terlebih dahulu oleh direktur utama,
manajer keuangan serta manajer akuntansi.
3.
Otorisasi
tambahan untuk pengendalian
·
Setiap
dokumen wajib mempunyai kode dan nomor urut agar mudah dalam pencatatan serta
pengarsipan.
·
Dilakukan
pengarsipan dokumen yang masuk atau keluar pada setiap divisi. Tujuan dilakukan
pengarsipan agar memudahkan ketika sedang dicari.
·
Setiap
dokumen yang akan diberikan harus ada tanda otorisasi dari pihak yang
bertanggung jawab.
·
Penyimpanan
arsip dilakukan per divisi dengan masa pakai minimal 5 tahun pemakaian.
Divisi
yang Terkait dengan Pembelian Bahan Baku
1.
Divisi
Gudang
Divisi gudang bertanggung jawab
dalam mengajukan pembelian bahan baku sesuai dengan persedian yang ada digudang
kepada divisi pembelian. Selain itu divisi gudang mempunyai fungsi untuk
mengatur bahan baku yang ada di gudang.
2.
Divisi Pembelian
Divisi pembelian bertanggung
jawab dalam menentukan siapa pihak pemasok/supplier, harga, jenis atau tipe
bahan baku yang sudah disesuaikan menurut standar perusahaan.
3.
Divisi Penerimaan
Divisi penerimaan bertanggung
jawab dalam menerima bahan baku yang masuk dan menjadi tempat pengecekan suatu
bahan baku layak atau tidak untuk digunakan didalam perusahaan.
4.
Divisi Akuntansi
Divisi akuntansi bertanggung
jawab terhadap pencatatan hutang serta pencatatan persediaan atau stok.
5.
Divisi Keuangan
Divisi Keuangan bertanggung jawab
dalam membayar atau melunasi hutang bahan baku.
PEMBELIAN BARANG JADI
Dokumen
yang digunakan
Dalam system akuntansi pembelian,
dokumen yang digunakan menurut Mulyadi,2001:303 adalah sebagai berikut :
1.
Surat
Permintaan Pembelian, dokume ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi
gudang atau fungsi pemakaian barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan
pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu barang yang tersebut dalam
surat tersebut.
2.
Surat
Permintaan Penawaran harga, Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga
bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi yang
menyangkut jumlah rupiah yang besar.
3.
Surat
Order Pembelian, Dokumen untuk memesan barang ke pemasok yg telah dipilih.
4.
Laporan
Penerimaan Barang, Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukan
bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi,
mutu, dan jumlah seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.
5.
Surat
Perubahan Order, Dokumen ini digunakan apabila terjadi perubahan surat order
pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut diberitahukan
kepada pemasok secara resmi menggunakan surat perubahan order pembelian.
6.
Bukti
kas Keluar, Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan
transaksi pembelian. Dokumen ini juga sebagai perintah pengeluaran kas untuk
pembayaran utang kepada pemasok.
Catatan
Akuntansi yang digunakan
Menurut Mulyadi (2001:308) catatan
akuntansdi yang digunakan dalam system akuntansi pembelian adalah sebagai
berikut :
1.
Register
Buku Kas Keluar, Jika dalam pencatatan hutang perusahaan menggunakan Voucher
Payable Procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
adalah bukti kas keluar.
2.
Jurnal
Pembelian, jika dalam pencatatan hutang perusahaan menggunakan Account Payable
Procedure, jurnal yang digunakan adalah jurnal pembelian.
3.
Kartu
Utang, jika dalam pencatatan hutang perusahaan menggunakan account Payable
Procedure, buku pembantu yang digunakan untuk mencatat utang kepada pemasok
adalah kartu utang.
4.
Kartu
Persediaan, Kartu ini digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan yang
dibeli.
Prosedur
yang membentuk Sistem
jaringan prosedur
yang membentuk system akuntansi pembelian adalah sebagai berikut :
1. Prosedur Permintaan Pembelian
2. Prosedur Permintaan Penawaran dan
pemilihan pemasok
3. Prosedur order pembelian
4. Prosedur penerimaan barang
5. Prosedur pencatatan utang
6. Prosedur distribusi pembelian
FLOWCHART SIKLUS PEMBELIAN
Flowchart Siklus Pembelian Tunai Berdasarkan Penawaran Supplier:
Berikut
merupakan Prosedur Pembelian tunai Berdasarkan Supplier:
1.
Bagian
supplier mengirimkan SPH (Surat Penawaran Harga) ke bag pembelian.
2.
Bagian
pembelian menerima SPH dari pemasok lalu membuat permintaan daftar barang yang
dikirim ke bagian gudang.
3.
Bagian gudang menerima permintaan daftar barang
lalu membuat daftar barang yang ada dan dikirimkan ke bagian
pembelian.
4.
Bagian pembelian menerima
daftar barang yang ada lalu memutuskan apakah akan memesan atau tidak. Jika
tidak akan memesan maka berakhir, tetapi juka mau memesan maka bagian pembelian
akan membuat SPP(Surat Permintaan Pembelian) yang dikirim ke pemimpin .
5.
Pemimpin setelah
menerima SPP dari bagian pembelian, jika menyetujuinya akan mengacc SPP. SPP
yang telah diacc dikirim ke bagian pembelian.
6.
Bagian pembelian setelah
menerima SPP yang telah diacc akan membuat SOP(Surat Order Pembelian) rangkap
4. SOP lembar 1 akan dikirimkan kepada supplier,SOP lembar kedua akan
dikirimkan ke bagian gudang, SOP lembar ketiga akan dikirimkan ke bagian
keuangan dan SOP lembar keempat akan disimpan sebagai arsip.
7.
Supplier menerima SOP
dari bagian pembelian. Setelah itu supplier membuat faktur, lalu mengirimkan
faktur beserta barang yang dibeli kepada bagian pembelian.
8.
Bagian pembelian
menerima barang dan faktur dari supplier setelah itu mengirimkan barang beserta
faktur kepada bagian gudang
9.
Bagian gudang menerima
barang dan faktur dari bagian pembelian. Bagian gudang membuat laporan
penerimaan barang rangkap 2 berdasarkan barang dan SOP. Laporan penerimaan
barang lembar 1 disimpan sebagai arsip, sedangkan lembar kedua dikirim ke
bagian keuangan beserta faktur.
10.
Bagian keuangan
melakukan pembayaran berdasarkan atas SOP, laporan penerimaan barang dan
faktur. Pembayaran tersebut dikirim ke supplier.
11.
Supplier setelah
menerima pembayaran membuat faktur lunas yang dikirimkan ke bagian
keuangan.
12. Bagian keuangan menerima
faktur lunas dan berdasarkan faktur lunas tersebut bagian keuangan membuat
laporan pemeblian tunai rangkap 2, lembar pertama kan disimpan sebagai arsip
dan lembar kedua kan dikirimkan ke pemimpin.
Berikut Merupakan Flowchart Pembelian Tunai Berdasarkan Inisiatif Perusahaan:
Berikut Prosedur Pembelian Tunai Berdasarkan Inisiatif Perusahaan:
1. Bagian Gudang yang biasanya membutuhkan barang, membuat SPP (Surat Permintaan Pembelian) rangkap 2. Lembar 1dikirim ke Bagian Pembelian, dan lembar 2 disimpan oleh Bagian Gudang sebagai arsip.
2 Bagian Pembelian menerima SPP lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPP lembar 1, maka Bagian Pembelian membuat SPPH.
3. SPPH tersebut dikirimkan ke Bagian Supplier. Dan Supplier membuat SPH. SPH tersebut dikirimkan ke Bagian Pembelian. Berdasarkan SPH tersebut, Bagian Pembelian membuat SDP (Surat Daftar Pembelian)dikirim ke Pimpinan untuk mendapat persetujuan.
4. Jika Pimpinan menyetujui SDP tersebut, makaSDP yang telah disetujui dikirimkan kembali ke Bagian Pembelian. Jika tidak, maka kembali ke transaksi awal.
5. BerdasarkanSDP yang sudah disetujui, Bagian Pembelian membuat SOP (Surat Order Pembelian) rangkap4. Lembar ke-1 dikirim kepada Supplier. Lembar ke-2 dikirim ke Bagian Keuangan. Lembar ke-3 dikirim ke Bagian Gudang dan lembar ke-4 disimpan sebagai arsip.
6. Supplier menerima SOP lembar ke-1 dariBagianPembelian. Kemudian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar ke-1 dikirim beserta barang pesanan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
7. Bagian Pembelian menerima faktur beserta barang pesanan dari Supplier. Kemudian, faktur dan barang dikirim ke Bagian Gudang.
8. Bagian Gudang menerima barang dan mencatat barang masuk berdasarkan SOP lembar ke-3 dan membuat LPB (Laporan Penerimaan Barang) rangkap 3. Lembar ke-1 dikirimkan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 dan Faktur dikirim ke Bagian Keuangan. Dan lembar ke-3 disimpan sebagai arsip.
9. Bagian Keuangan menerima SOP lembar ke-2dan, Faktur serta LPB lembar ke-2 dari Bagian Gudang.
10. Berdasarkan SOP lembar ke-2, Faktur dari Bagian Pembelian serta LPB lembar ke-2, Bagian Keuangan melakukan pembayaran kepada Bagian Supplier.
11. Bagian Supplier menerima uang dari Bagian Keuangan. Supplier membuat Faktur Lunas rangkap 2. Lembar ke-1 dikirmkan ke Bagian Keuangan dan lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
12. Bagian Keuangan menerima faktur lunas. Berdasarkan faktur lunas tersebut, Bagian Keuangan membuat Laporan Pembayaran Tunai rangkap 2. Lembar ke-1 dikirimkan ke Pimpinan dan lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
Flowchart Siklus Pembelian Kredit Berdasarkan Penawaran Supplier:
Berikut merupakan Prosedur Pembelian Kredit Berdasarkan Supplier:
1. Bagian supplier mengirimkan SPH (Surat Penawaran Harga) ke bag pembelian.
2. Bagian pembelian menerima SPH dari pemasok lalu membuat permintaan daftar barang yang dikirim ke bagian gudang.
3. Bagian gudang menerima permintaan daftar barang lalu membuat daftar barang yang ada dan dikirimkan ke bagian pembelian.
4. Bagian pembelian menerima daftar barang yang ada lalu memutuskan apakah akan memesan atau tidak. Jika tidak akan memesan maka berakhir, tetapi juka mau memesan maka bagian pembelian akan membuat SPP(Surat Permintaan Pembelian) yang dikirim ke pemimpin.
5. Pemimpin setelah menerima SPP dari bagian pembelian, jika menyetujuinya akan mengacc SPP. SPP yang telah diacc dikirim ke bagian pembelian.
6. Bagian pembelian setelah menerima SPP yang telah diacc akan membuat SOP(Surat Order Pembelian) rangkap 4. SOP lembar 1 akan dikirimkan kepada supplier,SOP lembar kedua akan dikirimkan ke bagian gudang, SOP lembar ketiga akan dikirimkan ke bagian keuangan dan SOP lembar keempat akan disimpan sebagai arsip.
7. Supplier menerima SOP dari bagian pembelian. Setelah itu supplier membuat faktur, lalu mengirimkan faktur beserta barang yang dibeli kepada bagian pembelian.
8. Bagian pembelian menerima barang dan faktur dari supplier setelah itu mengirimkan barang dan faktur ke bagian gudang.
9. Bagian gudang menerima barang dari bagian pembelian. Bagian gudang membuat laporan penerimaan barang rangkap 2 berdasarkan barang dan SOP. Laporan penerimaan barang lembar 1 disimpan sebagai arsip, sedangkan lembar kedua dikirim ke bagian keuangan beserta dengan faktur.
10. Bagian keuangan membuat laporan pembelian kredit rangkap 2 berdasarkan SOP,faktur dan laporan penerimaan barang. Laporan pembelian kredit lembar pertama akan disimpan sebagai arsip dan laporan keuangan kedua akan dikirmkan ke pemimpin.
Flowchart Siklus Pembelian Kredit Berdasarkan Inisiatif Perusahaan:
Berikut Prosedur Pembelian Kredit Berdasarkan Inisiatif Perusahaan:
1. Bagian Gudang yang biasanya membutuhkan barang, membuat SPP (Surat Permintaan Pembelian) rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke Bagian Pembelian, danl embar 2 disimpan oleh Bagian Gudang sebagai arsip.
2. Bagian Pembelian menerima SPP lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPP lembar 1, maka Bagian Pembelian membuat SPPH.
3. SPPH tersebut dikirimkan ke Bagian Supplier. Dan Supplier membuat SPH. SPH tersebut dikirimkan ke Bagian Pembelian. Berdasarkan SPH tersebut, Bagian Pembelian membuat SDP (Surat Daftar Pembelian) dikirim ke Pimpinan untuk mendapat persetujuan.
4. Jika Pimpinan menyetujui SDP tersebut, maka SDP yang telah disetujui dikirimkan kembali ke Bagian Pembelian. Jika tidak, maka kembali ke transaksi awal.
5. Berdasarkan SDP yang sudah disetujui, Bagian Pembelian membuat SOP (Surat Order Pembelian) rangkap 4. Lembar ke-1 dikirim kepada Supplier. Lembar ke-2 dikirim ke Bagian Keuangan. Lembar ke-3 dikirim ke Bagian Gudang dan lembar ke-4 disimpan sebagai arsip.
6. Supplier menerima SOP lembar ke-1 dari Bagian Pembelian. Kemudian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar ke-1 dikirim beserta barang pesanan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
7. Bagian Pembelian menerima faktur beserta barang pesanan dari Supplier. Kemudian, faktur dan barang dikirim ke Bagian Gudang.
8. Bagian Gudang menerima barang dan mencatat barang masuk berdasarkan SOP lembar ke-3 dan membuat LPB (Laporan Penerimaan Barang) rangkap 3. Lembar ke-1 dikirimkan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 dan faktur dikirim ke Bagian Keuangan. Dan lembar ke-3 disimpan sebagai arsip.
9. Bagian Keuangan menerima SOP lembar ke-2, Faktur serta LPB lembar ke-2 dari Bagian Gudang.
10. Berdasarkan SOP lembar ke-2, Faktur dari Bagian Pembelian serta LPB lembar ke-2, Bagian Keuangan membuat Laporan Pembelian Kredit (LPK) rangkap 2. Lembar pertama diserahkan ke Pimpinan dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
Daftar Pustaka:
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Salemba Empat.
PT. Sumbermas Artabahagia. Jakarta: sebagai Objek Penelitian