Quiz Sistem Informasi Akuntansi

Siklus Pembelian 
Flowchart Siklus Pembelian 

Dosen: Bpk. Vicky Dzaki Cahaya Putra S.E.,Ak., M.Ak. 

SIKLUS PEMBELIAN

PEMBELIAN

Pengertian pembelian menurut Galloway dkk. (2000:31).“The role of purchasing function is to make materials and parts of the right quality, and quantity available for use by operations at the right time and at the right place.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa peran fungsi pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat.



PEMBELIAN BAHAN BAKU
Sistem yang Membentuk Prosedur Pembelian Bahan Baku
1.      Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku
Dalam prosedur permintaan pembelian bahan baku, divisi gudang akan mengajukan permintaan pembelian kepada divisi pembelian dalam bentuk form surat permintaan bahan baku kepada divisi pembelian.
2.      Prosedur Pemilihan Pemasok/Supplier dan Penentuan Harga
Dalam hal ini divisi Pembelian akan segera mengirimkan surat penawaran kepada pemasok untuk mendapatkan informasi harga, kualitas barang serta syarat yang harus dipenuhi. Proses ini bisa digunakan ke beberapa pemasok agar bisa mengetahui harga yang murah dengan kualitas terbaik.
3.      Prosedur Pemesanan Pembelian
Dalam tahap ini, divisi pembelian mengirimkan surat pesanan mengenai barang dan kuantitas barang yang akan dipesan kepada pemasok yang telah dipilih dan telah menjalin kerjasama.
4.      Prosedur Penerimaan Barang
Dalam prosedur ini, divisi penerimaan barang melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas dan mutu barang yang datang.
5.      Prosedur Pencatatan Utang
Dalam prosedur ini, divisi akuntansi akan memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian dan merekap pencatatan hutang atau mengarsipkan sumber sebagai pencatatan hutang.
6.      Prosedur Pembayaran
Dalam prosedur pembayaran, divisi keuangan bertugas untuk melakukan pembayaran pesanan atau membayar utang pembelian.

Dokumen-Dokumen Prosedur Pembelian Bahan Baku
Dokumen-dokumen yang dipakai dalam sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku menurut Mulyadi adalah sebagai berikut:
1.      Surat Permintaan Pembelian (SPP).
2.      Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH).
3.      Surat Order Pembelian (SOP).
4.      Laporan Penerimaan Barang (LPB).
5.      Surat Perubahan Order (SPO).
6.      Bukti Kas Keluar (BKK).

Pengendalian Internal Prosedur Pembelian Bahan Baku
Sistem Pengendalian yang digunakan dalam prosedur pembelian bahan baku adalah sebagai berikut:
1.      Adanya pemisahan wewenang dan fungsi dari tiap tiap divisi agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan ranah divisinya seperti : Divisi Gudang, Divisi Pembelian, Divisi Penerimaan, Divisi Akuntansi, Divisi Keuangan.
2.      Adanya sistem otorisasi serta prosedur pencatatan data data yang berkaitan dengan pembelian bahan baku. Adapun sistem otorisasi yang diterapkan adalah sebagai berikut:
·         Surat permintaan pembelian bahan baku yang ditandatangani oleh pejabat tertinggi dari divisi gudang.
·         Setiap pemilihan pemasok yang harus disetujui manager divisi pembelian dan direktur utama.
·         Setiap pembelian bahan baku harus disetujui oleh manajer pembelian dan manajer keuangan.
·         Laporan penerimaan barang harus ditandatangani oleh divisi penerimaan serta divisi gudang.
·         Setiap pencatatan yang dilakukan oleh pihak akuntansi harus berdasarkan dokumen yang sudah diotorisasi oleh manajer akuntansi.
·         Sebelum melakukan pembayaran , harus ada otorisasi terlebih dahulu oleh direktur utama, manajer keuangan serta manajer akuntansi.
3.      Otorisasi tambahan untuk pengendalian
·         Setiap dokumen wajib mempunyai kode dan nomor urut agar mudah dalam pencatatan serta pengarsipan.
·         Dilakukan pengarsipan dokumen yang masuk atau keluar pada setiap divisi. Tujuan dilakukan pengarsipan agar memudahkan ketika sedang dicari.
·         Setiap dokumen yang akan diberikan harus ada tanda otorisasi dari pihak yang bertanggung jawab.
·         Penyimpanan arsip dilakukan per divisi dengan masa pakai minimal 5 tahun pemakaian.

Divisi yang Terkait dengan Pembelian Bahan Baku
1.      Divisi Gudang
Divisi gudang bertanggung jawab dalam mengajukan pembelian bahan baku sesuai dengan persedian yang ada digudang kepada divisi pembelian. Selain itu divisi gudang mempunyai fungsi untuk mengatur bahan baku yang ada di gudang.
2.       Divisi Pembelian
Divisi pembelian bertanggung jawab dalam menentukan siapa pihak pemasok/supplier, harga, jenis atau tipe bahan baku yang sudah disesuaikan menurut standar perusahaan.
3.       Divisi Penerimaan
Divisi penerimaan bertanggung jawab dalam menerima bahan baku yang masuk dan menjadi tempat pengecekan suatu bahan baku layak atau tidak untuk digunakan didalam perusahaan.
4.       Divisi Akuntansi
Divisi akuntansi bertanggung jawab terhadap pencatatan hutang serta pencatatan persediaan atau stok.
5.       Divisi Keuangan
Divisi Keuangan bertanggung jawab dalam membayar atau melunasi hutang bahan baku.

PEMBELIAN BARANG JADI
Dokumen yang digunakan
            Dalam system akuntansi pembelian, dokumen yang digunakan menurut Mulyadi,2001:303 adalah sebagai berikut :
1.      Surat Permintaan Pembelian, dokume ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakaian barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu barang yang tersebut dalam surat tersebut.
2.      Surat Permintaan Penawaran harga, Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi yang menyangkut jumlah rupiah yang besar.
3.      Surat Order Pembelian, Dokumen untuk memesan barang ke pemasok yg telah dipilih.
4.      Laporan Penerimaan Barang, Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu, dan jumlah seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.
5.      Surat Perubahan Order, Dokumen ini digunakan apabila terjadi perubahan surat order pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut diberitahukan kepada pemasok secara resmi menggunakan surat perubahan order pembelian.
6.      Bukti kas Keluar, Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok.

Catatan Akuntansi yang digunakan
            Menurut Mulyadi (2001:308) catatan akuntansdi yang digunakan dalam system akuntansi pembelian adalah sebagai berikut :
1.      Register Buku Kas Keluar, Jika dalam pencatatan hutang perusahaan menggunakan Voucher Payable Procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah bukti kas keluar.
2.      Jurnal Pembelian, jika dalam pencatatan hutang perusahaan menggunakan Account Payable Procedure, jurnal yang digunakan adalah jurnal pembelian.
3.      Kartu Utang, jika dalam pencatatan hutang perusahaan menggunakan account Payable Procedure, buku pembantu yang digunakan untuk mencatat utang kepada pemasok adalah kartu utang.
4.      Kartu Persediaan, Kartu ini digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan yang dibeli.

Prosedur yang membentuk Sistem
jaringan prosedur yang membentuk system akuntansi pembelian adalah sebagai berikut :
1.         Prosedur Permintaan Pembelian
2.         Prosedur Permintaan Penawaran dan pemilihan pemasok
3.         Prosedur order pembelian
4.         Prosedur penerimaan barang
5.         Prosedur pencatatan utang
6.         Prosedur distribusi pembelian

FLOWCHART SIKLUS PEMBELIAN
Flowchart Siklus Pembelian Tunai Berdasarkan Penawaran Supplier:



Berikut merupakan Prosedur Pembelian tunai Berdasarkan Supplier:
          1.      Bagian supplier mengirimkan SPH (Surat Penawaran Harga) ke bag pembelian. 
          2.      Bagian pembelian menerima SPH dari pemasok lalu membuat permintaan daftar barang yang dikirim ke bagian gudang.
          3.      Bagian gudang menerima permintaan daftar barang lalu membuat daftar barang yang ada dan dikirimkan ke bagian pembelian. 
          4.      Bagian pembelian menerima daftar barang yang ada lalu memutuskan apakah akan memesan atau tidak. Jika tidak akan memesan maka berakhir, tetapi juka mau memesan maka bagian pembelian akan membuat SPP(Surat Permintaan Pembelian) yang dikirim ke pemimpin .
         5.      Pemimpin setelah menerima SPP dari bagian pembelian, jika menyetujuinya akan mengacc SPP. SPP yang telah diacc dikirim ke bagian pembelian.
        6.      Bagian pembelian setelah menerima SPP yang telah diacc akan membuat SOP(Surat Order Pembelian) rangkap 4. SOP lembar 1 akan dikirimkan kepada supplier,SOP lembar kedua akan dikirimkan ke bagian gudang, SOP lembar ketiga akan dikirimkan ke bagian keuangan dan SOP lembar keempat akan disimpan sebagai arsip. 
         7.      Supplier menerima SOP dari bagian pembelian. Setelah itu supplier membuat faktur, lalu mengirimkan faktur beserta barang yang dibeli kepada bagian pembelian. 
         8.      Bagian pembelian menerima barang dan faktur dari supplier setelah itu mengirimkan barang beserta faktur kepada bagian gudang 
         9.      Bagian gudang menerima barang dan faktur dari bagian pembelian. Bagian gudang membuat laporan penerimaan barang rangkap 2 berdasarkan barang dan SOP. Laporan penerimaan barang lembar 1 disimpan sebagai arsip, sedangkan lembar kedua dikirim ke bagian keuangan beserta faktur. 
         10.      Bagian keuangan melakukan pembayaran berdasarkan atas SOP, laporan penerimaan barang dan faktur. Pembayaran tersebut dikirim ke supplier.
         11.      Supplier setelah menerima pembayaran membuat faktur lunas yang dikirimkan ke bagian keuangan. 
         12.       Bagian keuangan menerima faktur lunas dan berdasarkan faktur lunas tersebut bagian keuangan membuat laporan pemeblian tunai rangkap 2, lembar pertama kan disimpan sebagai arsip dan lembar kedua kan dikirimkan ke pemimpin. 

Berikut Merupakan Flowchart Pembelian Tunai Berdasarkan Inisiatif Perusahaan:




Berikut Prosedur Pembelian Tunai Berdasarkan Inisiatif Perusahaan:
           1.      Bagian Gudang yang biasanya membutuhkan barang, membuat SPP (Surat Permintaan Pembelian) rangkap 2. Lembar 1dikirim ke Bagian Pembelian, dan lembar 2 disimpan oleh Bagian Gudang sebagai arsip. 
           2    Bagian Pembelian menerima SPP lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPP lembar 1, maka Bagian Pembelian membuat SPPH. 
          3.    SPPH tersebut dikirimkan ke Bagian Supplier. Dan Supplier membuat SPH. SPH tersebut dikirimkan ke Bagian Pembelian. Berdasarkan SPH tersebut, Bagian Pembelian membuat SDP (Surat Daftar Pembelian)dikirim ke Pimpinan untuk mendapat persetujuan. 
         4.    Jika Pimpinan menyetujui SDP tersebut, makaSDP yang telah disetujui dikirimkan kembali ke Bagian Pembelian. Jika tidak, maka kembali ke transaksi awal. 
         5.    BerdasarkanSDP yang sudah disetujui, Bagian Pembelian membuat SOP (Surat Order Pembelian) rangkap4. Lembar ke-1 dikirim kepada Supplier. Lembar ke-2 dikirim ke Bagian Keuangan. Lembar ke-3 dikirim ke Bagian Gudang dan lembar ke-4 disimpan sebagai arsip.
         6.    Supplier menerima SOP lembar ke-1 dariBagianPembelian. Kemudian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar ke-1 dikirim beserta barang pesanan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
         7.    Bagian Pembelian menerima faktur beserta barang pesanan dari Supplier. Kemudian, faktur dan barang dikirim ke Bagian Gudang.
         8.     Bagian Gudang menerima barang dan mencatat barang masuk berdasarkan SOP lembar ke-3 dan membuat LPB (Laporan Penerimaan Barang) rangkap 3. Lembar ke-1 dikirimkan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 dan Faktur dikirim ke Bagian Keuangan. Dan lembar ke-3 disimpan sebagai arsip.
         9.    Bagian Keuangan menerima SOP lembar ke-2dan, Faktur serta LPB lembar ke-2 dari Bagian  Gudang.
        10.   Berdasarkan SOP lembar ke-2, Faktur dari Bagian Pembelian serta LPB lembar ke-2, Bagian Keuangan melakukan pembayaran kepada Bagian Supplier.
        11.   Bagian Supplier menerima uang dari Bagian Keuangan. Supplier membuat Faktur Lunas rangkap 2. Lembar ke-1 dikirmkan ke Bagian Keuangan dan lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
        12.   Bagian Keuangan menerima faktur lunas. Berdasarkan faktur lunas tersebut, Bagian Keuangan membuat Laporan Pembayaran Tunai rangkap 2. Lembar ke-1 dikirimkan ke Pimpinan dan lembar ke-2 disimpan sebagai arsip. 

Flowchart Siklus Pembelian Kredit Berdasarkan Penawaran Supplier:


Berikut merupakan Prosedur Pembelian Kredit Berdasarkan Supplier:
         1.      Bagian supplier mengirimkan SPH (Surat Penawaran Harga) ke bag pembelian. 
         2.      Bagian pembelian menerima SPH dari pemasok lalu membuat permintaan daftar barang yang dikirim ke bagian gudang.
         3.      Bagian gudang menerima permintaan daftar barang lalu membuat daftar barang yang ada dan dikirimkan ke bagian pembelian. 
         4.      Bagian pembelian menerima daftar barang yang ada lalu memutuskan apakah akan memesan atau tidak. Jika tidak akan memesan maka berakhir, tetapi juka mau memesan maka bagian pembelian akan membuat SPP(Surat Permintaan Pembelian) yang dikirim ke pemimpin.
         5.      Pemimpin setelah menerima SPP dari bagian pembelian, jika menyetujuinya akan mengacc SPP. SPP yang telah diacc dikirim ke bagian pembelian.
         6.      Bagian pembelian setelah menerima SPP yang telah diacc akan membuat SOP(Surat Order Pembelian) rangkap 4. SOP lembar 1 akan dikirimkan kepada supplier,SOP lembar kedua akan dikirimkan ke bagian gudang, SOP lembar ketiga akan dikirimkan ke bagian keuangan dan SOP lembar keempat akan disimpan sebagai arsip.
         7.     Supplier menerima SOP dari bagian pembelian. Setelah itu supplier membuat faktur, lalu mengirimkan faktur beserta barang yang dibeli kepada bagian pembelian.
         8.     Bagian pembelian menerima barang dan faktur dari supplier setelah itu mengirimkan barang dan faktur ke bagian gudang.
         9.     Bagian gudang menerima barang dari bagian pembelian. Bagian gudang membuat laporan penerimaan barang rangkap 2 berdasarkan barang dan SOP. Laporan penerimaan barang lembar 1 disimpan sebagai arsip, sedangkan lembar kedua dikirim ke bagian keuangan beserta dengan faktur.
        10.    Bagian keuangan membuat laporan pembelian kredit rangkap 2 berdasarkan SOP,faktur dan laporan penerimaan barang. Laporan pembelian kredit lembar pertama akan disimpan sebagai arsip dan laporan keuangan kedua akan dikirmkan ke pemimpin. 

Flowchart Siklus Pembelian Kredit Berdasarkan Inisiatif Perusahaan:


Berikut Prosedur Pembelian Kredit Berdasarkan Inisiatif Perusahaan:
         1.       Bagian Gudang yang biasanya membutuhkan barang, membuat SPP (Surat Permintaan Pembelian) rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke Bagian Pembelian, danl embar 2 disimpan oleh Bagian Gudang sebagai arsip.
         2.       Bagian Pembelian menerima SPP lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPP lembar 1, maka Bagian Pembelian membuat SPPH.
         3.      SPPH tersebut dikirimkan ke Bagian Supplier. Dan Supplier membuat SPH. SPH tersebut dikirimkan ke Bagian Pembelian. Berdasarkan SPH tersebut, Bagian Pembelian membuat SDP (Surat Daftar Pembelian) dikirim ke Pimpinan untuk mendapat persetujuan.
        4.       Jika Pimpinan menyetujui SDP tersebut, maka SDP yang telah disetujui dikirimkan kembali ke Bagian Pembelian. Jika tidak, maka kembali ke transaksi awal.
        5.       Berdasarkan SDP yang sudah disetujui, Bagian Pembelian membuat SOP (Surat Order Pembelian) rangkap 4. Lembar ke-1 dikirim kepada Supplier. Lembar ke-2 dikirim ke Bagian Keuangan. Lembar ke-3 dikirim ke Bagian Gudang dan lembar ke-4 disimpan sebagai arsip.
       6.        Supplier menerima SOP lembar ke-1 dari Bagian Pembelian. Kemudian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar ke-1 dikirim beserta barang pesanan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2  disimpan sebagai arsip. 
      7.         Bagian Pembelian menerima faktur beserta barang pesanan dari Supplier. Kemudian, faktur dan barang dikirim ke Bagian Gudang. 
      8.         Bagian Gudang menerima barang dan mencatat barang masuk berdasarkan SOP lembar ke-3 dan membuat LPB (Laporan Penerimaan Barang) rangkap 3. Lembar ke-1 dikirimkan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 dan faktur dikirim ke Bagian Keuangan. Dan lembar ke-3 disimpan sebagai arsip.
      9.         Bagian Keuangan menerima SOP lembar ke-2, Faktur serta LPB lembar ke-2 dari Bagian Gudang. 
    10.        Berdasarkan SOP lembar ke-2, Faktur dari Bagian Pembelian serta LPB lembar ke-2, Bagian Keuangan membuat Laporan Pembelian Kredit (LPK) rangkap 2. Lembar pertama diserahkan ke Pimpinan dan lembar kedua disimpan sebagai arsip. 



Daftar Pustaka:

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Salemba Empat.
PT. Sumbermas Artabahagia. Jakarta:  sebagai Objek Penelitian


Quiz Sistem Informasi Akuntansi

Siklus Penjualan Tunai & Kredit
Flowchart Penjualan Tunai & Kredit

Dosen: Bpk. Vicky Dzaki Cahaya Putra S.E.,Ak., M.Ak. 


SIKLUS PENJUALAN


PENJUALAN
Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba. Banyak faktor selain usaha promosi termasuk segi pelayanan atau pemberian service, harga yang cocok, juga bagian pimpinan perusahaan dapat mengikuti order penjualan yang masih luas/terbuka. Aktivitas penjualan dapat di kronologiskan sebagai berikut:
1)      Penerimaan pesanan
2)      Penegasan pesanan
3)      Pengiriman barang
4)      Pembuatan faktur
5)      Pembuatan laporan operasional penjualan

SIKLUS PENJUALAN TUNAI

 Prosedur penjualan Tunai
Prosedur penjualan adalah urutan-urutan sejak diterimanya pesanan dari pembeli pengiriman barang, pembuatan faktur (penagihan) dan pencatatan penjualan. Prosedur penjualan melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan baik.
Ø  Prosedur – Prosedur Penjualan Tunai
1.       Prosedur Order Penjualan
               Dalam proses order penjualan, bagian order penjualan berperan dalam menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai sebanyak 3 lembar yang akan didistribusikan masing-masing satu kepada pembeli sebagai bukti pembayaran ke bagian kassa, dikirmkan ke bagian gudang, dan untuk bagian order penjualan sendiri sebagai arsip dokumentasi yang akan disimpan menurut nomor urut faktur.
2.       Prosedur Penerimaan Kas
              Penerimaan kas dilakukan oleh bagian kassa bersamaan setelah menerima faktur penjualan tunai dari bagian order penjualan tunai dari pembeli sekaligus mengoperasikan mesin cash register sehingga menghasilkan bukti cash register yang akan ditempelkan pada faktur yang telah dibubuhkan cap lunas dan diserahkan kembali kepada pembeli untuk kepentingan pengambilan barang ke bagian pengiriman barang.
3.       Prosedur Penyerahan Barang
              Proses penyiapan barang ditangani oleh bagian gudang setelah menerima faktur penjualan tunai dari bagian order penjualan sesuai dengan kuantiítas yang sebenarnya sekaligus pencatatannya kedalam kartu gudang yang akan diserahkan ke bagian pengiriman.
4.       Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai
               Dalam prosedur ini, fungsi akuntani yaitu melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas serta mencatat berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu persediaan. 
5.       Prosedur Penyetoran Kas ke Bank
                Sistem pengendalian intern terhadap kas menharuskan penyetoran dengan segera ke bank semua kas yang diterima pada suatu hari. Dalam prosedur ini fungsi kas menyatorkan yang diterima dari penjualan tunai ke bamk dalam jumlah penuh.
6.       Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
         Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasar bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas.
7.       Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
              Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi HPP berdasarkan dat ayang dicatat dalam kartu persediaan. Berdasarkan rekapitulasi ini, fungsi akuntansi membuat bukti memorial sebagai dokumen sumber untuk pencatatan HPP ke dalam jurnal umum.
                   
 Dokumen yang Digunakan Dalam Sistem Penjualan Tunai
  a.       Faktur Penjualan Tunai (FPT)
             Faktur ini diisi oleh bagian order penjualan dalam rangka 3 antara lain :
         1)      Lembar 1 : Diberikan ke pembeli sebagai pengantar untuk kepentingan pembayaran
barang ke bagian kasa.
         2)      Lembar 2 : Diberikan ke bagian pembungkus beserta barangnya sebagai perintah
penyerahan barang ke pembeli yang telah membayar di kasa. Tembusan ini juga berfungsi sebagai slip pembungkus yang ditempel di pembungkus barang untuk identitas barang.
         3)      Lembar 3 : Diarsip sementara berdasarkan nomor urutnya oleh bagian order
penjualan/pelayansebagai pengendali apabila nanti terjadi kejanggalan transaksi penjualan. Di samping itu juga tembusan ini berfungsi untuk pengendali penghitungan komisi dan bonus pelayan.      b.      Pita Register Kas (PRK)
          Dokumen ini dihasilkan oleh mesin yang dioperasikan oleh bagian kasa setelah terjadi transaksi penerimaan uang dari pembeli sebagai pembayaran atas barang. Dokumen ini berfungsi sebagai dokumen pendukung untuk meyakinkan bahwa faktur tersebut benar-benar telah dibayar dan dicatat dalam register kas.
c.     Credit Card Sales Slip
d.     Bill Of Lading
e.      Faktur Penjualan COD
f.      Bukti Setor Bank
          Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank.
g.    Rekap Harga Pokok Penjualan
       Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode.

SIKLUS PENJUALAN KREDIT
Prosedur Penjualan Kredit
Pelanggan datang ke perusahaan dan melihat barang yang diinginkan. Setelah pelanggan mendapatkan barang yang diinginkan dan cocok dengan harga yang diajukan, pelangganmengajukan permohonan kredit, maka fungsi penjualan akan memberikan formulir  penjualan kredit dan menjelaskan persyaratan untuk mengajukan penjualan kredit. Setelah formulir diisi dan ditandatangani oleh pelanggan, formulir tersebut diserahkan kepada fungsi penjualan kembali beserta data-data yang diperlukan untuk diperiksa kelengkapannya, setelah di cek kelengkapannya, fungsi penjualan akan mengirim formulir penjualan kredit dan persyaratan yang diperlukan ke fungsi kredit.

Prosedur – Prosedur Penjualan Kredit
1.       Prosedur penjualan
2.       Prosedur persetujuan kredit
3.       Prosedur pengiriman barang
4.       Prosedur pembuatan faktur
5.       Prosedur akuntansi penjualan kredit

Prosedur pesanan penjulan informasi yang pada umumnya dibutuhkan meliputi:
·         Pesanan-pesanan yang belum dapat dipenuhi
·         Kesanggupan untuk mengirim barang di waktu tertentu

Dokumen yang Digunakan Dalam Sistem Penjualan Kredit
a.       Penawaran Harga  (PH)
b.      Order Form  (OF)
c.       Memo
d.      Purcahse Order (PO)
e.      Surat Pengantar Supplier (SPS)
f.        Berita Acara Penerimaan
g.       Delivery Order / Surat Pengantar / Surat Jalan (DO/SP/SJ)
h.      Surat Perintah/permintaan Pengeluaran barang (SPB)
i.         Invoice/Faktur
j.        Faktur Pajak
k.       Kwitansi

Unit Organisasi yang terkait
Menurut Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi, unit organisasi yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan kredit yaitu:
a.   Fungsi Penjualan
       Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pelanggan, mengedit order dari pelanggan, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman barang. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk membuat back order pada saat tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan.
b.   Fungsi Kredit
           Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.
c.   Fungsi Gudang
         Fungsi ini bertanggung jawab menyimpan dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan serta menyerahkan barang ke bagian pengiriman.
d.   Fungsi Pengiriman
         Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterima dari fungsi penjualan.
e.   Fungsi Penagihan
             Fungsi ini bertanggung jawab membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan.
f.   Fungsi Akuntansi
          Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang dari transaksi penjualan kredit, membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada debitur, dan membuat laporan penjualan, serta mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan.


FLOWCHART SIKLUS PENJUALAN TUNAI & KREDIT

FLOWCHART Siklus Penjualan Tunai


Keterangan Siklus Pembelian Tunai:
1)      Customer
Customer melakukan order barang yang dikirim ke Bagian Penjualan. Lalu mendapatkan Bukti Pembelian. Setelah diproses, customer akan mendapatkan kiriman barang dari Bagian Pengiriman. Barang yang diterima lalu dicek apakah sama dengan Bukti Pembelian. Jika cocok, customer menandatangani dan mengembalikan Surat Jalan dan Bukti Pembelian ke Bagian Pengiriman.
2)      Bagian Penjualan
Setelah menerima Order Barang dari Customer, Bagian Penjualan membuat Bukti Pembelian yang dirangkap 3, lembar pertama untuk Customer, lembar kedua untuk Bagian Gudang, dan lembar ketiga untuk Bagian Keuangan. Dari Bukti Pembelian tersebut, Bagian Penjualan membuat Surat Jalan yang dirangkap 3. Lembar pertama dan kedua untuk Bagian Pengiriman dan lembar ketiga untuk Bagian Gudang.
Dari Bukti Pembelian 1 dan 2 yang diterima dari Bagian Pengiriman, lalu dibuat Laporan Penjualan rangkap 2, lembar pertama sebagai arsip dan lembar kedua dikirim ke Pimpinan.
3)      Bagian Gudang
Dari Bukti Pembelian yang diterima dari Bagian Penjualan, Bagian Gudang menyiapkan barang yang diorder. Barang tersebut dikirim ke Bagian Pengiriman. Bagian Gudang juga menerima Surat Jalan dari Bagian Penjualan sebagai arsip.
4)      Bagian Pengiriman
Setelah menerima Barang dari Bagian Gudang dan Surat Jalan dari Bagian Penjualan, lalu barang dikirim bersama Surat Jalan tersebut ke Customer. Bukti Pembelian dan Surat Jalan yang telah ditandatangani oleh Customer diberikan ke Bagian Penjualan.
5)      Bagian Keuangan
Menerima Bukti Pembelian dari Bagian Penjualan sebagai dasar pembuatan Laporan Keuangan yang dirangkap 2, yang pertama diberikan ke Pemimpin dan lembar kedua untuk arsip.
6)      Pemimpin
Menerima Laporan Keuangan dari Bagian Keuangan dan Laporan Penjualan dari Bagian Penjualan sebagai arsip.

FLOWCHART Siklus Penjualan Kredit



Keterangan Siklus Pembelian Kredit:
1)      Customer
Customer melakukan order barang yang dikirim ke Bagian Penjualan. Lalu mendapatkan Bukti Pembelian. Setelah diproses, customer akan mendapatkan kiriman barang dari Bagian Pengiriman. Barang yang diterima lalu dicek apakah sama dengan Faktur Pembelian. Jika cocok, customer menandatangani dan mengembalikan Surat Jalan dan Faktur Pembelian ke Bagian Pengiriman.
2)      Bagian Penjualan
Setelah menerima Order Barang dari Customer, Bagian Penjualan membuat Faktur Pembelian yang dirangkap 3, lembar pertama untuk Customer, lemabar kedua untuk Bagian Gudang, dan lembar ketiga untuk Bagian Keuangan. Dari Faktur Pembelian tersebut, Bagian Penjualan membuat Surat Jalan yang dirangkap 3. Lembar pertama dan kedua untuk Bagian Pengiriman dan lembar ketiga untuk Bagian Gudang.
Dari Faktur Pembelian 1 dan 2 yang diterima dari Bagian Pengiriman, lalu dibuat Laporan Penjualan rangkap 2, lembar pertama sebagai arsip dan lembar kedua dikirim ke Pimpinan.
3)      Bagian Gudang
Dari Faktur Pembelian yang diterima dari Bagian Penjualan, Bagian Gudang menyiapkan barang yang diorder. Barang tersebut dikirim ke Bagian Pengiriman. Bagian Gudang juga menerima Surat Jalan dari Bagian Penjualan sebagai arsip.
4)      Bagian Pengiriman
Setelah menerima Barang dari Bagian Gudang dan Surat Jalan dari Bagian Penjualan, lalu barang dikirim bersama Surat Jalan tersebut ke Customer.
Faktur Pembelian dan Surat Jalan yang telah ditandatangani oleh Customer diberikan ke Bagian Penjualan.
5)      Bagian Keuangan
Menerima Faktur Pembelian dari Bagian Penjualan sebagai dasar pembuatan Laporan Keuangan yang dirangkap 2, yang pertama diberikan ke Pemimpin dan lembar kedua untuk arsip.
6)      Pemimpin
Menerima Laporan Keuangan dari Bagian Keuangan dan Laporan Penjualan dari Bagian Penjualan sebagai arsip.



Daftar Pustaka:
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Salemba Empat.
PT. Sumbermas Artabahagia. Jakarta:  sebagai Objek Penelitian